Mengingat pengalaman pertama saya berkenalan dengan Ethereum di tahun 2020, saya tidak bisa menahan senyuman. Saat itu saya salah mengira jaringan tes sebagai jaringan utama untuk melakukan transfer, yang mengakibatkan satu ETH menghilang begitu saja. Saya bahkan dengan bangganya menyatakan di media sosial bahwa saya adalah "DeFi pertama" sampai fren saya dengan baik hati mengingatkan saya untuk memeriksa dompet. Hingga hari ini, saya masih belum bisa memahami bagaimana Ethereum itu bisa hilang. Pastinya banyak pemula yang pernah mengalami hal serupa.

Namun, dengan munculnya WalletConnect, saya benar-benar merasakan apa itu infrastruktur Web3. Platform ini bukanlah dompet dalam arti tradisional, tetapi dapat menghubungkan lebih dari 630 dompet dan lebih dari 66.000 aplikasi secara mulus, menyediakan lebih dari 300 juta layanan koneksi untuk 56 juta pengguna. Data-data ini cukup menunjukkan pentingnya WalletConnect di industri, meskipun mungkin tidak sepopuler proyek lainnya.

Lebih menakjubkan lagi, WalletConnect juga meluncurkan tokennya sendiri WCT, yang berjalan di dua platform yaitu Optimism dan Solana. Ini bukan hanya alat koneksi, tetapi juga menggabungkan fungsi-fungsi seperti tata kelola dan staking, yang secara signifikan meningkatkan pengalaman pengguna. Menurut informasi internal, beberapa tim proyek Ethereum teratas telah menganggap WalletConnect sebagai pintu masuk yang sangat penting, dan pengaruh ini bahkan mungkin melebihi kebangkitan MetaMask di tahun-tahun sebelumnya.

Melihat kembali ke masa lalu, kita pernah ragu karena tingginya biaya Gas untuk ETH. Namun sekarang, WalletConnect telah mewujudkan interoperabilitas lintas rantai, perubahan pola dan visi ini sangat mengagumkan. Menurut saya, WalletConnect seperti jaringan saraf Web3, apakah ia dapat berhasil menguasai posisi pasar akan secara langsung menentukan siapa yang dapat berbagi keuntungan akses di dekade mendatang. Perkembangan Web3 sedang mempercepat, dan WalletConnect tanpa diragukan lagi adalah peran kunci dalam transformasi ini.