Obligasi vs. Utang Wesel

Obligasi dan utang wesel merupakan dua jenis instrumen utang yang dapat diakses perusahaan untuk menghimpun modal. Secara teknis, keduanya adalah perjanjian tertulis antara perusahaan dan pemberi pinjaman yang menentukan jumlah yang akan dipinjam, kapan dan bagaimana akan dilunasi, serta berapa banyak bunga yang akan dibayarkan dan kapan.

Kedua jenis utang ini sangat mirip, namun terdapat perbedaan penting. Mari kita telusuri persamaan dan perbedaan yang signifikan.

Kesamaan Obligasi dan Utang Wesel

Obligasi dan utang wesel sama-sama merupakan bentuk utang. Dalam kedua kasus, perusahaan menerima uang tunai dari entitas lain dan diharapkan untuk mengembalikan uang tersebut beserta bunganya seiring waktu. Struktur spesifik yang digunakan untuk menentukan kapan dan berapa banyak pokok utang dan bunga yang harus dibayar dapat bervariasi antara satu obligasi dengan lainnya dan antara satu utang wesel dengan lainnya. Semua detail struktur utang didefinisikan berdasarkan kontrak per kontrak.

Obligasi dan utang wesel keduanya muncul di sisi kewajiban neraca perusahaan, dan bunga yang dibayarkan untuk keduanya muncul sebagai beban bunga pada laporan laba rugi. Dari segi keuangan, obligasi dan utang wesel sebagian besar tidak dapat dibedakan.

Sebagai contoh, kebanyakan obligasi distrukturkan sehingga perusahaan membayar kembali seluruh saldo utang pada satu titik di masa depan - yaitu, pada tanggal jatuh tempo. Perusahaan akan membayar beban bunganya secara berkala, biasanya bulanan.

Utang wesel dapat distrukturkan secara identik, tetapi keduanya tidak harus distrukturkan dengan cara ini atau cara lainnya. Jika keduanya kebetulan memiliki struktur yang identik, keduanya akan memiliki dampak yang sama pada neraca dan laporan laba rugi. Secara struktural dan praktis, kedua instrumen tersebut identik.

Perbedaan Utama

Perbedaan utama antara utang wesel dan obligasi berasal dari undang-undang sekuritas. Obligasi selalu dianggap dan diatur sebagai sekuritas, sementara utang wesel tidak selalu dianggap sebagai sekuritas. Misalnya, hukum sekuritas secara eksplisit mendefinisikan surat utang hipotek, surat berharga komersial, dan surat utang jangka pendek lainnya sebagai bukan sekuritas menurut undang-undang. Utang wesel lainnya mungkin merupakan sekuritas, tetapi itu didefinisikan oleh hukum, konvensi, dan peraturan.

Umumnya, jangka waktu utang adalah cara terbaik untuk menentukan apakah lebih mungkin menjadi utang wesel atau obligasi. Utang jangka pendek - yang jatuh tempo kurang dari satu tahun - kemungkinan besar dianggap sebagai utang wesel. Utang dengan jangka waktu lebih panjang, tidak termasuk utang wesel spesifik yang disebutkan di atas, lebih mungkin menjadi obligasi.

Contoh yang baik dari prinsip ini adalah bagaimana pemerintah AS mengklasifikasikan penawaran utangnya sendiri. Surat utang negara (Treasury note) memiliki jatuh tempo antara satu hingga 10 tahun. Obligasi negara (Treasury bond) memiliki jatuh tempo lebih dari 10 tahun. Surat berharga jangka pendek dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun disebut surat perbendaharaan (Treasury bills).

Ketiga pembedaan ini sebagian besar bersifat arbitrer, berdasarkan seberapa jauh di masa depan masing-masing utang akan jatuh tempo. Konsep umum yang sama berlaku ketika menentukan apakah suatu utang adalah obligasi atau utang wesel.

Intinya, utang wesel dan obligasi, untuk semua tujuan praktis, pada dasarnya adalah hal yang sama. Keduanya adalah utang yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasi, pertumbuhan, atau proyek modal. Kecuali Anda seorang pengacara, pedagang utang profesional, atau regulator sekuritas, perbedaannya sebagian besar tidak relevan.