Belakangan ini, pasar emas kembali menarik perhatian para investor, harga emas spot mencapai rekor tertinggi dalam sejarah. Namun, fenomena ini juga memicu kekhawatiran pasar terhadap risiko yang mungkin terjadi.

Data historis menunjukkan bahwa emas sebagai aset siklus besar, biasanya memiliki siklus investasi yang cukup panjang. Melihat ke belakang, kita dapat melihat dua siklus pasar bullish emas yang khas:

Pada akhir tahun 1970-an, akibat pemisahan dolar dari emas dan inflasi yang parah, harga emas mengalami lonjakan cepat. Namun, setelah mencapai puncaknya, pasar memasuki periode penyesuaian yang berlangsung selama 28 tahun.

Setelah krisis keuangan global 2008, Federal Reserve menerapkan serangkaian kebijakan pelonggaran kuantitatif, mendorong harga emas naik signifikan lagi. Setelah siklus bullish ini berakhir, pasar mengalami penyesuaian sekitar 10 tahun.

Saat ini, kenaikan harga emas yang cepat tampaknya kurang didukung oleh fundamental yang kuat. Meskipun pasar secara umum mengharapkan penurunan suku bunga di masa depan, hanya dengan faktor ini sulit untuk menjelaskan fluktuasi harga yang begitu tajam. Kenaikan ini yang terutama didorong oleh modal mungkin membawa risiko yang lebih besar.

Bagi para investor, penting untuk menyadari karakteristik siklus pasar emas dan dengan hati-hati mengevaluasi situasi pasar saat ini. Jika kenaikan kali ini akhirnya terbukti sebagai titik puncak harga baru, maka periode penyesuaian yang menyusul mungkin lebih lama dibandingkan dengan yang lalu.

Dalam membuat keputusan investasi, investor harus mempertimbangkan berbagai indikator ekonomi dan faktor pasar secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada pergerakan harga jangka pendek. Selain itu, juga harus menyadari sifat jangka panjang dari investasi emas dan mempersiapkan diri secara mental untuk memegangnya dalam jangka waktu yang lama.