Narasi Lindung Inflasi Bitcoin Hancur, Kata Laporan NYDIG

Narasi Lindung Inflasi Bitcoin Hancur, Kata Laporan NYDIG

  • 27 Oktober 2025
  • |
  • 16:10

Selama bertahun-tahun, Bitcoin telah dirayakan sebagai “emas digital” — suatu lindung nilai modern terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa perbandingan populer ini mungkin tidak seakurat yang diyakini oleh komunitas kripto.

Sebuah laporan terbaru dari sebuah perusahaan manajemen aset digital terkemuka menunjukkan bahwa hubungan Bitcoin dengan inflasi secara statistik lemah dan tidak konsisten. Temuan ini, yang dipimpin oleh Kepala Riset Global perusahaan tersebut, menunjukkan bahwa inflasi mungkin bukanlah kekuatan pendorong di balik pergerakan harga Bitcoin setelah semua.

Korelasi Inflasi Terbukti Tidak Konsisten

Menurut laporan tersebut, data historis menunjukkan bahwa pergerakan harga Bitcoin tidak secara andal mengikuti metrik inflasi seperti pertumbuhan CPI atau ekspektasi harga konsumen. “Komunitas suka menggambarkan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi data tidak mendukung pandangan itu dengan kuat,” kata catatan penelitian.

Analisis menemukan bahwa korelasi Bitcoin dengan indikator inflasi berfluktuasi secara luas dari waktu ke waktu — terkadang positif, terkadang negatif, dan sering kali dapat diabaikan.

Emas Menghadapi Paradoks yang Sama

Menariknya, temuan ini juga berlaku untuk emas — aset yang menginspirasi julukan “emas digital” untuk Bitcoin. Sementara emas secara tradisional dianggap sebagai tempat aman selama siklus inflasi, kinerjanya yang historis sering kali menyimpang dari harapan.

“Ada bahkan periode ketika emas menunjukkan korelasi terbalik terhadap inflasi,” kata laporan tersebut. Data menunjukkan bahwa kedua aset tersebut merespons lebih sedikit terhadap inflasi itu sendiri dan lebih banyak terhadap kondisi makroekonomi yang lebih luas yang mempengaruhi likuiditas dan suku bunga.

Suku Bunga Riil Menjadi Sorotan

Laporan tersebut menyoroti suku bunga riil — imbal hasil yang disesuaikan dengan inflasi pada obligasi pemerintah — sebagai pengaruh yang jauh lebih kuat terhadap perilaku Bitcoin dibandingkan hanya inflasi.

Emas telah lama menunjukkan hubungan terbalik yang jelas dengan suku bunga riil: ketika imbal hasil turun, investor beralih ke emas untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik. Analisis menunjukkan bahwa Bitcoin sekarang mencerminkan pola yang sama, terutama karena partisipasi institusional semakin mendalam dan BTC menjadi lebih terintegrasi dengan pasar global.

“Seiring Bitcoin matang dan menjadi bagian dari sistem keuangan yang lebih luas, sensitivitasnya terhadap suku bunga riil telah meningkat,” laporan tersebut mencatat. Pergeseran ini mencerminkan evolusi aset dari sebuah kebaruan spekulatif menjadi instrumen makro yang didorong oleh likuiditas.

Bitcoin sebagai Barometer Likuiditas

Alih-alih melihat Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi yang ketat, penelitian ini berpendapat bahwa investor seharusnya melihatnya sebagai proksi untuk likuiditas global — sebuah refleksi tentang seberapa banyak uang yang beredar dalam sistem keuangan.

Selama periode likuiditas yang melimpah, aset berisiko — termasuk Bitcoin — cenderung berkinerja baik. Sebaliknya, ketika bank sentral memperketat kebijakan moneter atau mengurangi likuiditas, aset digital sering kali mundur. Kerangka ini menjelaskan perilaku Bitcoin dengan lebih baik selama siklus pasar terbaru, dari ledakan stimulus era pandemi hingga fase pengetatan 2022–2023.

Mengubah Peran Bitcoin dalam Portofolio

Laporan tersebut menyerukan penataan kembali narasi Bitcoin di antara investor ritel dan institusi. Meskipun aset tersebut masih menawarkan manfaat diversifikasi, mungkin lebih berfungsi sebagai indikator likuiditas yang terleverage dan kurang sebagai pelindung inflasi — ukuran seberapa besar selera risiko dan aliran modal yang ada di pasar.

Dengan kata lain, Bitcoin berkembang tidak hanya ketika harga naik, tetapi ketika uang bergerak dengan bebas.

Kesimpulan

Metafora “emas digital” mungkin telah membantu Bitcoin menangkap imajinasi arus utama, tetapi data sekarang menceritakan kisah yang lebih nuansa. Seiring kelas aset ini terus matang, nilainya tampak semakin terkait dengan kekuatan yang sama yang menggerakkan ekuitas, komoditas, dan obligasi — bukan inflasi itu sendiri, tetapi pasang surut likuiditas.

Bagi para investor, wawasan ini mengubah cara Bitcoin cocok dalam portofolio: bukan sebagai asuransi terhadap inflasi, tetapi sebagai sinyal waktu nyata dari kondisi moneter global.

BTC-0.42%
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)