Selama beberapa jam terakhir, saham Eropa dan Asia, serta futures saham AS, bergerak dalam suasana campuran. Kebingungan tampaknya menguasai para investor, yang tidak melihat jalan keluar dari konteks ini di cakrawala. Sementara itu, harga emas mengalami penurunan korektif yang kuat hingga mencapai $4.049 per ons.

Ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik menciptakan situasi ketakutan di pasar. Hasil alami dari ini adalah migrasi massal modal dari aset berisiko ke aset cadangan seperti emas dan perak.

Ini terakhir bertepatan dengan pembelian massal oleh bank sentral dari berbagai negara. Permintaan mencapai batas yang membuat logam kuning berada pada posisi yang jauh lebih tinggi dari yang wajar. Menurut data dari sebuah platform keuangan, indikator teknis mengkonfirmasi bahwa kenaikan terbaru emas telah melampaui.

Situasi dramatis ini membawa kita pada kesimpulan bahwa dalam skenario saat ini, bahkan emas, tidak dianggap sebagai aset yang sepenuhnya aman. Sementara itu, perak juga mengalami penurunan yang sangat kuat dalam beberapa jam terakhir.

Aset alternatif seperti Bitcoin, yang banyak disebut sebagai “emas digital” mengalami tren bearish setelah pukulan geopolitik pertama yang dipicu oleh Trump pada 10 Oktober.

Emas dan perak mengalami penurunan tajam selama beberapa jam terakhir.

Jatuhnya harga emas menyebabkan kerugian raksasa

Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya penurunan harga emas, perlu dicatat bahwa kapitalisasinya menghapus sekitar $2 triliun dalam sehari. Praktisnya, ini seperti jika semua nilai yang tersimpan dalam Bitcoin menghilang begitu saja dalam waktu yang sangat singkat.

Meskipun emas adalah aset cadangan yang historis dan terbukti, situasi pasar yang membingungkan saat ini menyebabkan emas juga terjebak dalam dinamika ketakutan. Dan tidak heran, penghentian pemerintah Amerika Serikat menjadi faktor yang sangat signifikan. Ini bukan hanya disebabkan oleh kerugian yang ditimbulkan setiap hari dari shutdown, tetapi juga oleh ketidakadaan data ekonomi.

Seperti yang diketahui, data yang terus dipublikasikan oleh lembaga federal di Amerika Serikat memiliki relevansi yang sangat besar. Data tersebut menjadi kompas untuk pengambilan keputusan oleh perusahaan dan juga investor institusi. Tanpa data ini, modal bergerak sebagian besar berdasarkan insting, yang menciptakan suasana kebingungan.

Sementara itu, kekhawatiran geopolitik meningkat, dengan hubungan perdagangan antara China dan AS sebagai masalah utama. Faktor-faktor lain menambah masalah, seperti situasi perang di Ukraina, yang bisa mengakibatkan kerugian yang lebih besar bagi UE jika AS akhirnya menghentikan pasokan bantuan ke negara Slavia.

Kombinasi situasi global yang rapuh dan sikap agresif Trump membuat harga emas pun mundur. Apakah emas akan kehilangan batas $4.000? Itu masih harus dilihat.