Drift Protocol: Solana adalah kuda hitam dalam perdagangan berjangka, mengapa layak untuk diikuti?

Baru-baru ini ekosistem Solana kembali ramai. Drift Protocol sebagai protokol perdagangan berjangka terbesar di rantai Solana, meskipun belum ada penerbitan koin, telah berhasil mencatat volume transaksi sebesar 500 juta dolar dan 130 ribu pengguna dalam 2 tahun.

Data kunci: TVL saat ini 171 juta USD menempati peringkat ke-5 dalam derivatif, volume perdagangan harian antara 50-100 juta USD.

Apa inovasi inti dari v2? Dari AMM virtual ditingkatkan ke model likuiditas campuran - mengintegrasikan likuiditas JIT instan, likuiditas cadangan vAMM, dan buku pesanan terdesentralisasi (DLOB). Secara sederhana, ini memberikan lebih banyak pilihan bagi trader: pesanan pasar dapat melalui saluran lelang pembuat pasar (lelang Belanda hingga 5 detik), juga dapat kembali ke vAMM, dan dapat menggunakan pesanan limit. Dengan cara ini, slippage terjamin optimal, dan tidak mudah dimanipulasi.

Mengapa Solana on-chain sangat cocok? Jito dan ekosistem meme yang berkembang membawa pengguna dan likuiditas, perdagangan aset ekor panjang sangat populer. Jika Drift dapat mendukung lebih banyak koin dengan popularitas tinggi seperti HyperLiquid, maka dalam sekejap akan menjadi pusat perdagangan leverage di Solana.

Di mana risikonya? Volume transaksi harian masih rendah (dibandingkan produk pesaing yang 10 kali lebih tinggi), daya tarik keuntungan penyedia likuiditas (DLP) tidak cukup, ekosistem masih bergantung pada satu kaki yaitu Solana. Kuncinya adalah menunggu desain model insentif setelah peluncuran koin—jika digunakan dengan baik, dapat memicu roda terbang, tetapi jika tidak, akan sia-sia.

Evaluasi Umum: Dari sudut pandang arsitektur teknis, solusi likuiditas campuran Drift memang mengatasi kelemahan permainan zero-sum dari vAMM tradisional, tetapi aktivitas perdagangan masih perlu ditingkatkan. Begitu skema insentif diluncurkan + cakupan aset populer diperluas, menjadi protokol derivatif terbesar kedua di Solana bukanlah mimpi.