Sering dengar orang ngomong Layer 1, Layer 2, tapi ngga paham maksudnya? Sebenarnya blockchain itu dibangun bertingkat-tingkat kayak gedung pencakar langit, masing-masing punya fungsinya sendiri.
Layer 0 - Fondasi Hardware
Ibaratnya ini tiang penyangga, yang paling dasar. Ratusan ribu komputer (node) tersebar di seluruh dunia, mereka jaga jaringan agar tetap hidup. Node-node ini validasi setiap transaksi, ngecek keasliannya supaya gak ada yang cacat. Tanpa layer ini, gak ada blockchain.
Layer 1 - Rantai Utama
Ini tulang punggungnya. Setiap transaksi dicatat dalam blok, blok-blok itu nyambung jadi satu rantai yang gak bisa diubah. Bitcoin dan Ethereum bekerja di sini. Masalahnya, kecepatan transaksi terbatas—Bitcoin cuma bisa proses 7 transaksi per detik, Ethereum dulu juga segitu.
Layer 2 - Solusi Cepat
Karena Layer 1 lambat dan mahal, orang-orang nyari jalan pintas. Layer 2 adalah trik cerdas: transaksi diproses di luar blockchain utama, baru dilaporkan ke Layer 1 (disebut “rollup”). Hasilnya? Transaksi jadi lebih cepat 100x lipat, biaya turun drastis. Lightning Network untuk Bitcoin dan Polygon untuk Ethereum adalah contohnya.
Layer 3 - Aturan Main & Aplikasi
Di sini terjadi voting dan validasi dengan mekanisme seperti Proof of Work (PoW) atau Proof of Stake (PoS). PoW butuh miner berebut cari jawaban puzzle—paling banyak energi. PoS lebih hemat energi, pengguna yang punya koin lebih banyak punya peluang validasi lebih besar.
Layer 3 juga hosting semua aplikasi (dApps) yang kita gunakan—DeFi, NFT, gaming, semua itu di sini.
Garis Besarnya
Jadi blockchain itu bukan satu hal, tapi sistem berlapis yang kerja bareng. Dari mesin keras yang jaga jaringan, sampai transaksi yang direkam, sampai aplikasi yang kita pakai—semuanya punya peran. Makin kita paham struktur ini, makin gampang ngerti kenapa crypto itu serius dari segi teknologi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Blockchain Itu Sebenarnya Punya 4 Lapisan, Ini Penjelasannya
Sering dengar orang ngomong Layer 1, Layer 2, tapi ngga paham maksudnya? Sebenarnya blockchain itu dibangun bertingkat-tingkat kayak gedung pencakar langit, masing-masing punya fungsinya sendiri.
Layer 0 - Fondasi Hardware
Ibaratnya ini tiang penyangga, yang paling dasar. Ratusan ribu komputer (node) tersebar di seluruh dunia, mereka jaga jaringan agar tetap hidup. Node-node ini validasi setiap transaksi, ngecek keasliannya supaya gak ada yang cacat. Tanpa layer ini, gak ada blockchain.
Layer 1 - Rantai Utama
Ini tulang punggungnya. Setiap transaksi dicatat dalam blok, blok-blok itu nyambung jadi satu rantai yang gak bisa diubah. Bitcoin dan Ethereum bekerja di sini. Masalahnya, kecepatan transaksi terbatas—Bitcoin cuma bisa proses 7 transaksi per detik, Ethereum dulu juga segitu.
Layer 2 - Solusi Cepat
Karena Layer 1 lambat dan mahal, orang-orang nyari jalan pintas. Layer 2 adalah trik cerdas: transaksi diproses di luar blockchain utama, baru dilaporkan ke Layer 1 (disebut “rollup”). Hasilnya? Transaksi jadi lebih cepat 100x lipat, biaya turun drastis. Lightning Network untuk Bitcoin dan Polygon untuk Ethereum adalah contohnya.
Layer 3 - Aturan Main & Aplikasi
Di sini terjadi voting dan validasi dengan mekanisme seperti Proof of Work (PoW) atau Proof of Stake (PoS). PoW butuh miner berebut cari jawaban puzzle—paling banyak energi. PoS lebih hemat energi, pengguna yang punya koin lebih banyak punya peluang validasi lebih besar.
Layer 3 juga hosting semua aplikasi (dApps) yang kita gunakan—DeFi, NFT, gaming, semua itu di sini.
Garis Besarnya
Jadi blockchain itu bukan satu hal, tapi sistem berlapis yang kerja bareng. Dari mesin keras yang jaga jaringan, sampai transaksi yang direkam, sampai aplikasi yang kita pakai—semuanya punya peran. Makin kita paham struktur ini, makin gampang ngerti kenapa crypto itu serius dari segi teknologi.
Gak cuma hype, tapi fundamental.