Baru-baru ini ada yang bertanya: mengapa MINA dapat dipilih oleh salah satu pertukaran kepatuhan terkemuka untuk dimasukkan ke dalam peta investasi?

Jawaban terdapat dalam tiga kata kunci — ringan, cepat, potensi.

Mari kita mulai dengan teknologi. MINA menggunakan skema bukti nol zk-SNARKs, yang mengompresi seluruh rantai menjadi 22KB. Apa artinya? Satu selfie acak di ponsel Anda bahkan lebih besar dari itu. Tekanan penyimpanan tradisional di blockchain umum bisa mencapai ratusan GB, tetapi di sini sama sekali tidak ada. Node validasi tidak perlu membeli server, perangkat biasa saja sudah bisa berjalan, ini secara langsung menurunkan ambang partisipasi. Perlindungan privasi dan skalabilitas juga telah mencapai tingkat baru, proyek DeFi dan pengembang dApp tentu akan lebih memperhatikannya.

Lihat lagi ruang valuasi. Rasio kapitalisasi pasar MINA dan FDV relatif rendah, dibandingkan dengan proyek sejenis masih ada banyak ruang untuk berimajinasi. Teknologi bukti nol sedang berada di ambang ledakan, dan skenario aplikasi di industri semakin luas. Jika MINA dapat mempercepat pembangunan ekosistem—misalnya menarik lebih banyak pengembang, menerapkan lebih banyak aplikasi—batas atas kapitalisasi pasar masih jauh.

Latar belakang tim juga dapat diandalkan. O1 Labs mengkhususkan diri dalam kriptografi bukti nol, akumulasi teknologinya sudah terbukti. MINA juga mengembangkan mekanisme tata kelola komunitas, pemegang token dapat memberikan suara untuk peningkatan protokol dan perubahan jaringan, memberikan transparansi dan rasa partisipasi yang cukup. Komunitas yang aktif membuat ekosistem dapat berkembang.

Akhirnya adalah penilaian tren. Bukti nol pengetahuan telah menjadi kata kunci industri, dari pembayaran privasi hingga skalabilitas Layer2, digunakan di mana-mana. Institusi yang memiliki insting tajam telah mulai mempersiapkan proyek terkait, MINA kebetulan berada di barisan depan jalur ini. Dengan bertaruh lebih awal pada arah teknologi, ketika angin datang, mereka tentu bisa terbang.

Singkatnya, MINA dilihat bukan karena keberuntungan, melainkan karena teknologi, valuasi, ekosistem, dan tren yang terakumulasi.