Anak-anak yang tumbuh dengan model AI di sekitar mereka? Itu memang punya banyak sisi positif. Sistem-sistem ini bisa mengajar, bisa menghibur, dan mereka melakukannya cukup baik saat semuanya berjalan lancar. Tapi inilah sisi yang jarang dibicarakan—justru kegunaan mereka itu bisa jadi masalah. Semakin baik mereka membantu, semakin besar risiko kita bergantung pada mereka untuk hal-hal yang seharusnya bisa kita pelajari sendiri. Ini seperti punya kalkulator yang begitu canggih sampai-sampai kita lupa cara menghitung dasar. Tapi kali ini, bukan cuma soal angka. Ini soal berpikir, berkreasi, memecahkan masalah. Kenyamanan itu diam-diam bisa jadi jebakan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DuskSurfer
· 57menit yang lalu
Perumpamaan kalkulator ini benar-benar tepat, sederhananya itu seperti atrofi otot, semakin sering digunakan semakin cepat melemah. Kalau anak-anak apa-apa tanya AI, lalu kemampuan berpikirnya mau dibawa ke mana?
Lihat AsliBalas0
SerumSquirrel
· 1jam yang lalu
Nggak bohong, ini memang yang paling aku khawatirkan... Anak-anak sekarang ngerjain PR pakai AI, nanti otaknya bakal langsung menurun nggak ya?
Lihat AsliBalas0
RugResistant
· 1jam yang lalu
Sejujurnya, perumpamaan kalkulator ini memang tepat sekali. Keponakan saya sekarang apa-apa tanya GPT, bahkan tidak mau berpikir sendiri... Tapi kalau dipikir-pikir, bukankah ini juga penyakit umum manusia? Nenek moyang kita juga begitu, dari sempoa ke kalkulator lalu ke ponsel, setiap langkah seperti "mundur".
Anak-anak yang tumbuh dengan model AI di sekitar mereka? Itu memang punya banyak sisi positif. Sistem-sistem ini bisa mengajar, bisa menghibur, dan mereka melakukannya cukup baik saat semuanya berjalan lancar. Tapi inilah sisi yang jarang dibicarakan—justru kegunaan mereka itu bisa jadi masalah. Semakin baik mereka membantu, semakin besar risiko kita bergantung pada mereka untuk hal-hal yang seharusnya bisa kita pelajari sendiri. Ini seperti punya kalkulator yang begitu canggih sampai-sampai kita lupa cara menghitung dasar. Tapi kali ini, bukan cuma soal angka. Ini soal berpikir, berkreasi, memecahkan masalah. Kenyamanan itu diam-diam bisa jadi jebakan.