(dari situs web O.Polunin, untuk pemula) The Relative Strength Index (RSI), dikembangkan oleh J. Wells Wilder pada tahun 1978, adalah indikator analisis teknis yang dibuat pada akhir 1970-an untuk menganalisis pergerakan saham selama periode waktu tertentu. Ini digunakan sebagai osilator momentum untuk mengukur kecepatan dan besarnya pergerakan harga. RSI dapat menjadi alat yang berguna tergantung pada gaya dan strategi perdagangan. RSI menganalisis perubahan harga aset selama periode tertentu, misalnya, selama 14 hari pada grafik harian. Dengan membagi kenaikan harga rata-rata dengan penurunan rata-rata, RSI memberi peringkat data yang dihasilkan pada skala dari 0 hingga 100. Indikator ini memungkinkan Anda untuk menilai tingkat perubahan harga dan mengidentifikasi aktivitas pembeli atau penjual di pasar. Ketika momentum meningkat dan harga naik, ada pembelian aktif saham, sementara penurunan momentum menunjukkan peningkatan tekanan jual. Selain itu, RSI membantu mengidentifikasi tanda-tanda pasar oversold dan overbought, di mana nilai di bawah 30 menunjukkan oversold, dan di atas 70 menunjukkan overbought. Perhitungan RSI standar mencakup 14 periode, tetapi pedagang dapat mengubah angka ini untuk mengubah sensitivitas terhadap pergerakan harga. Misalnya, RSI 7 hari lebih sensitif terhadap perubahan daripada RSI 21 hari. Bergantung pada strateginya, terkadang level RSI dimasukkan ke dalam akun pada level di bawah 20 dan di atas 80 (bukan 30 dan 70), yang mengurangi kemungkinan sinyal palsu. Pedagang menggunakan RSI untuk mengidentifikasi pasar oversold dan overbought, serta untuk memprediksi perubahan tren melalui divergensi bullish dan bearish. Divergensi bullish terjadi ketika RSI naik dan harga turun, menunjukkan penguatan daya beli dalam tren turun. Bearish, di sisi lain, diamati ketika RSI turun dan harga naik, yang menunjukkan hilangnya momentum. Namun, divergensi RSI harus digunakan dengan hati-hati, terutama dalam kondisi pasar yang sangat fluktuatif, dan mengandalkan RSI sebagai salah satu syarat untuk analisis teknis dalam pendekatan terintegrasi. Seperti jika membantu! 👍
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
⌨️Apa itu RSI?
(dari situs web O.Polunin, untuk pemula)
The Relative Strength Index (RSI), dikembangkan oleh J. Wells Wilder pada tahun 1978, adalah indikator analisis teknis yang dibuat pada akhir 1970-an untuk menganalisis pergerakan saham selama periode waktu tertentu. Ini digunakan sebagai osilator momentum untuk mengukur kecepatan dan besarnya pergerakan harga. RSI dapat menjadi alat yang berguna tergantung pada gaya dan strategi perdagangan.
RSI menganalisis perubahan harga aset selama periode tertentu, misalnya, selama 14 hari pada grafik harian.
Dengan membagi kenaikan harga rata-rata dengan penurunan rata-rata, RSI memberi peringkat data yang dihasilkan pada skala dari 0 hingga 100.
Indikator ini memungkinkan Anda untuk menilai tingkat perubahan harga dan mengidentifikasi aktivitas pembeli atau penjual di pasar. Ketika momentum meningkat dan harga naik, ada pembelian aktif saham, sementara penurunan momentum menunjukkan peningkatan tekanan jual.
Selain itu, RSI membantu mengidentifikasi tanda-tanda pasar oversold dan overbought, di mana nilai di bawah 30 menunjukkan oversold, dan di atas 70 menunjukkan overbought.
Perhitungan RSI standar mencakup 14 periode, tetapi pedagang dapat mengubah angka ini untuk mengubah sensitivitas terhadap pergerakan harga. Misalnya, RSI 7 hari lebih sensitif terhadap perubahan daripada RSI 21 hari. Bergantung pada strateginya, terkadang level RSI dimasukkan ke dalam akun pada level di bawah 20 dan di atas 80 (bukan 30 dan 70), yang mengurangi kemungkinan sinyal palsu.
Pedagang menggunakan RSI untuk mengidentifikasi pasar oversold dan overbought, serta untuk memprediksi perubahan tren melalui divergensi bullish dan bearish. Divergensi bullish terjadi ketika RSI naik dan harga turun, menunjukkan penguatan daya beli dalam tren turun. Bearish, di sisi lain, diamati ketika RSI turun dan harga naik, yang menunjukkan hilangnya momentum. Namun, divergensi RSI harus digunakan dengan hati-hati, terutama dalam kondisi pasar yang sangat fluktuatif, dan mengandalkan RSI sebagai salah satu syarat untuk analisis teknis dalam pendekatan terintegrasi.
Seperti jika membantu! 👍