Harga Vinci Protocol

Vinci Protocol (VCI) adalah mata uang kripto yang berfungsi sebagai token asli untuk Protokol Vinci 2.0, sebuah infrastruktur inskripsi dan NFT yang dirancang untuk memberdayakan pengembang Web3. Sebagai suite pertama dari alat pengembang dan layanan data lintas rantai yang mendukung BRC20, Vinci Protocol memainkan peran penting dalam ekosistem ini. Saat ini berada di peringkat 8293 di pasar kripto, Vinci Protocol diperdagangkan pada harga Rp0.04164 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp0. Token ini memiliki pasokan beredar sebanyak 13M VCI VCI dan total pasokan 1B VCI VCI, dengan pasokan maksimum dibatasi pada 1B VCI VCI. Vinci Protocol mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar Rp6,995.77 pada 11 Maret 2024, dan harga terendah sepanjang masa sebesar Rp0.02914 pada 12 Juni 2025. Kapitalisasi pasar token ini berjumlah Rp541.34K, yang mewakili 1.3% dari valuasi terdilusi penuhnya sebesar Rp41.64M. Diluncurkan pada 10 Maret 2024, Vinci Protocol bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan aplikasi Web3, khususnya yang melibatkan inskripsi dan NFT. Seiring dengan evolusi Protokol Vinci dan semakin banyaknya pengembang dan pengguna yang tertarik, nilai dan utilitas Vinci Protocol diharapkan akan tumbuh dalam beberapa tahun mendatang.

Vinci Protocol (VCI) diciptakan pada Maret 2024. Mata uang kripto ini secara resmi diluncurkan pada 11 Maret 2024, menandai masuknya ke pasar aset digital. Sebagai proyek yang relatif baru, Vinci Protocol bertujuan untuk menyediakan infrastruktur inscripsi dan NFT untuk memberdayakan pembuat Web3. Ini dirancang sebagai rangkaian alat pengembang dan layanan data lintas rantai pertama yang mendukung token BRC20. Sejak penciptaannya, Vinci Protocol telah bekerja untuk memantapkan dirinya dalam lanskap cryptocurrency yang kompetitif, dengan kapitalisasi pasar saat ini sebesar Rp541.34K per 2025-10-31.

Para pendiri Vinci Protocol (VCI) tidak diungkapkan secara publik. Vinci Protocol diluncurkan sebagai proyek terdesentralisasi yang berfokus pada penyediaan infrastruktur inskripsi dan NFT untuk para pembangun Web3. Sebagai suite pertama alat pengembang dan layanan data lintas rantai yang mendukung BRC20, Vinci Protocol bertujuan untuk memberdayakan ekosistem Web3. Meskipun individu-individu spesifik di balik proyek ini tetap anonim, visi tim adalah menciptakan platform yang kuat yang memungkinkan integrasi inskripsi dan NFT yang mulus di berbagai jaringan blockchain. Proyek ini secara resmi diluncurkan pada 11 Maret 2024, dengan harga awal $0,04. Sejak saat itu, Vinci Protocol telah mendapatkan daya tarik di komunitas kripto, mencapai harga tertinggi sepanjang masa $Rp6,995.77 pada 11 Maret 2024. Per tanggal 2025-10-31, VCI diperdagangkan pada harga Rp0.04164 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp541.34K.

Vinci Protocol beroperasi sebagai protokol terdesentralisasi untuk para pengembang Web3, berfokus pada infrastruktur inskripsi dan NFT. Berikut cara kerjanya: 1. Dukungan lintas rantai: Vinci Protocol menyediakan alat pengembang dan layanan data yang berfungsi di berbagai blockchain, dengan penekanan khusus pada token BRC20. 2. Infrastruktur untuk inskripsi: Ini menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk membuat dan mengelola inskripsi blockchain, meningkatkan kemampuan proyek Web3. 3. Layanan NFT: Vinci Protocol memfasilitasi pengembangan dan pengelolaan NFT, menyediakan alat penting bagi kreator dan pengembang di ruang Web3. 4. Tokenomics: Token asli VCI memiliki total pasokan 1B VCI token, dengan 13M VCI saat ini beredar. Harga saat ini adalah Rp0.04164, dengan kapitalisasi pasar Rp541.34K. 5. Ekosistem pengembang: Vinci Protocol bertujuan untuk memberdayakan pengembang Web3 dengan menawarkan serangkaian alat dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. 6. Layanan data: Ini menyediakan layanan data yang komprehensif, memungkinkan pengembang untuk mengakses dan memanfaatkan data blockchain secara efektif. 7. Pengembangan berkelanjutan: Sejak peluncurannya pada Maret 2024, Vinci Protocol terus mengembangkan protokolnya untuk memenuhi tuntutan ekosistem Web3 yang terus berkembang. Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, Vinci Protocol menciptakan platform komprehensif yang mendukung pengembangan dan pertumbuhan proyek Web3, terutama di bidang inskripsi dan NFT.

Vinci Protocol menggunakan arsitektur hybrid yang menggabungkan konsensus Proof-of-Stake (PoS) dengan teknologi sharding. Jaringan dibagi menjadi beberapa shard, masing-masing mampu memproses transaksi secara paralel untuk meningkatkan skalabilitas. Pada intinya, Vinci Protocol menggunakan mekanisme konsensus Byzantine Fault Tolerant (BFT) dalam setiap shard. Protokol ini menerapkan struktur dua lapis: 1. Beacon Chain: Berfungsi sebagai koordinator, mengelola validator, menciptakan blok baru, dan memfasilitasi komunikasi antar-shard. 2. Shard Chains: Beberapa rantai yang berjalan secara paralel, masing-masing menangani sebagian transaksi dan kontrak pintar. Vinci Protocol juga memiliki fitur: - Fungsionalitas kontrak pintar menggunakan bahasa pemrograman aslinya - Solusi penskalaan Layer-2 untuk meningkatkan throughput - Protokol komunikasi antar-shard untuk interoperabilitas yang mulus - Teknik kriptografi canggih untuk meningkatkan keamanan dan privasi Arsitektur ini memungkinkan Vinci Protocol mencapai throughput transaksi yang tinggi, latensi rendah, dan peningkatan desentralisasi, memposisikannya sebagai platform blockchain yang dapat diskalakan dan efisien untuk berbagai aplikasi terdesentralisasi dan use case dalam ekosistem Web3.

Masa depan dan peta jalan Vinci Protocol (VCI) terlihat menjanjikan. Sebagai infrastruktur lintas rantai perintis untuk pengembang Web3, Vinci Protocol bertujuan untuk memperluas dukungannya terhadap BRC20 dan protokol inskripsi lainnya di berbagai blockchain pada 2026. Tim berencana meluncurkan alat pengembang canggih dan layanan data, meningkatkan interoperabilitas antar ekosistem blockchain yang berbeda. Menjelang 2027, Vinci Protocol bermaksud memperkenalkan fitur-fitur baru untuk pembuatan dan pengelolaan NFT, memanfaatkan keahliannya dalam teknologi inskripsi. Ekspansi ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengembang dan pengguna ke platform tersebut, berpotensi meningkatkan nilai token VCI. Memandang lebih jauh ke depan hingga 2030, Vinci Protocol bertujuan menjadi penyedia infrastruktur terkemuka untuk web terdesentralisasi, dengan fokus pada skalabilitas dan pengalaman pengguna. Peta jalan proyek ini mencakup rencana untuk mengintegrasikan alat analitik berbasis AI untuk membantu pengembang mengoptimalkan aplikasi mereka. Prediksi harga menunjukkan VCI bisa mencapai -- pada 2026, -- pada 2025 + 3, dan berpotensi mencapai -- pada 2030. Namun, proyeksi ini bersifat spekulatif dan tergantung pada kondisi pasar. Dengan pendekatan inovatifnya terhadap infrastruktur Web3 dan tim pengembangan yang kuat, Vinci Protocol berada dalam posisi yang baik untuk memainkan peran penting dalam membentuk masa depan teknologi terdesentralisasi.