Dolar AS menguat kemarin di tengah penjualan besar-besaran obligasi jangka panjang secara global, meskipun analis mempertanyakan apakah momentum ini dapat dipertahankan saat data ekonomi kunci mendekat.
Francesco Pesole, analis valuta asing di ING, menyarankan bahwa kekuatan dolar saat ini kurang didukung oleh fundamental dan mungkin menghadapi "pembalikan momentum" sebelum laporan non-pertanian Jumat ini. Penilaian ini datang pada waktu yang krusial bagi pasar, karena pemotongan suku bunga Federal Reserve yang diantisipasi semakin mendekat.
Perhatian pasar mungkin meluas di luar angka-angka pekerjaan tradisional setelah penunjukan Presiden AS Donald Trump terhadap direktur baru Biro Statistik Tenaga Kerja. Menurut Pesole, indeks dolar menghadapi risiko penurunan yang signifikan, terutama jika rilis data ekonomi yang akan datang gagal sesuai dengan ekspektasi.
Hubungan antara volatilitas pasar obligasi dan pergerakan mata uang terus memengaruhi kondisi perdagangan di pasar aset tradisional dan digital. Pola historis menunjukkan bahwa penurunan keunggulan imbal hasil obligasi AS relatif terhadap obligasi internasional sering kali berkorelasi dengan lemahnya dolar.
Pemberitahuan: Artikel ini berisi pendapat pihak ketiga. Bukan nasihat keuangan. Mungkin termasuk konten bersponsor.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Penjualan Obligasi Global Memungkinkan Kenaikan Dolar di Atas Dasar yang Tidak Pasti
Dolar AS menguat kemarin di tengah penjualan besar-besaran obligasi jangka panjang secara global, meskipun analis mempertanyakan apakah momentum ini dapat dipertahankan saat data ekonomi kunci mendekat.
Francesco Pesole, analis valuta asing di ING, menyarankan bahwa kekuatan dolar saat ini kurang didukung oleh fundamental dan mungkin menghadapi "pembalikan momentum" sebelum laporan non-pertanian Jumat ini. Penilaian ini datang pada waktu yang krusial bagi pasar, karena pemotongan suku bunga Federal Reserve yang diantisipasi semakin mendekat.
Perhatian pasar mungkin meluas di luar angka-angka pekerjaan tradisional setelah penunjukan Presiden AS Donald Trump terhadap direktur baru Biro Statistik Tenaga Kerja. Menurut Pesole, indeks dolar menghadapi risiko penurunan yang signifikan, terutama jika rilis data ekonomi yang akan datang gagal sesuai dengan ekspektasi.
Hubungan antara volatilitas pasar obligasi dan pergerakan mata uang terus memengaruhi kondisi perdagangan di pasar aset tradisional dan digital. Pola historis menunjukkan bahwa penurunan keunggulan imbal hasil obligasi AS relatif terhadap obligasi internasional sering kali berkorelasi dengan lemahnya dolar.
Pemberitahuan: Artikel ini berisi pendapat pihak ketiga. Bukan nasihat keuangan. Mungkin termasuk konten bersponsor.