Dalam beberapa tahun terakhir, bidang Web3 telah mengalami serangkaian perkembangan dan perubahan yang cepat, disertai dengan gelombang inovasi sekaligus munculnya berbagai peristiwa kontroversial. Mari kita meninjau kembali perjalanan evolusi industri yang sedang berkembang ini:

Pada tahun 2017, teknologi rantai publik menjadi sorotan, berbagai platform blockchain bermunculan. Pada tahun 2018, gelombang ICO (Penawaran Koin Perdana) melanda dunia, memicu perhatian pengawasan. Pada tahun 2019, semangat penerbitan koin tidak surut, sementara teknologi penyimpanan terdistribusi seperti IPFS mendapatkan perhatian.

Tahun 2020 menyaksikan ledakan DeFi (keuangan terdesentralisasi), di mana model staking mining berkembang pesat. Pada tahun 2021, muncul permainan blockchain dan platform perdagangan aset virtual, tetapi juga muncul beberapa proyek yang kontroversial. Tahun 2022, NFT (token yang tidak dapat dipertukarkan) dan konsep metaverse menjadi sangat populer, SocialFi mencoba menggabungkan sosial dan keuangan.

Pada tahun 2023, konsep baru seperti inskripsi, rune, RWA (aset dunia nyata), dan teknologi RGB++ menarik perhatian. Pada tahun 2024, kita mungkin akan melihat lebih banyak eksplorasi mengenai token meme, permainan PvP (permainan antar pemain), DePIN (jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi), serta integrasi AI dengan blockchain.

Melihat ke tahun 2025, para ahli industri memperkirakan akan muncul proyek token yang terkait dengan selebriti. Namun, seiring dengan perkembangan industri yang terus berlanjut, peluang dan tantangan baru muncul, para investor dan peserta perlu tetap waspada untuk mengenali risiko potensial.

Masa depan Web3 penuh dengan kemungkinan, tetapi juga memerlukan kita untuk berhati-hati dalam menghadapi setiap konsep dan proyek baru. Hanya dengan menemukan keseimbangan antara inovasi dan regulasi, industri ini dapat mencapai keberlanjutan yang nyata.