Pada 30 September 2025, harga emas spot internasional kembali memecahkan rekor sejarah, mencapai tertinggi intraday sebesar 3867,093 dolar AS per ons. Tinggi baru ini melampaui rekor 3791,08 dolar AS yang dicetak seminggu sebelumnya, menandakan bahwa harga emas telah mengalami tren naik selama tujuh hari perdagangan berturut-turut.
Ada berbagai faktor pendorong di balik lonjakan harga emas. Pertama, pernyataan baru-baru ini oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa pasar tenaga kerja menghadapi tekanan penurunan, yang memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, yang jelas melemahkan daya tarik aset dolar. Kedua, situasi geopolitik global yang terus tegang, termasuk peningkatan konflik Rusia-Ukraina, faktor-faktor ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah, serta risiko kemungkinan pemerintah AS menghadapi penutupan, semua faktor ini mendorong aliran dana untuk mencari perlindungan ke pasar emas.
Selain itu, permintaan beli emas dari bank sentral global juga mendukung harga emas untuk naik. Pada paruh pertama tahun 2025, volume pembelian emas oleh bank sentral global melonjak 300% dibandingkan tahun lalu, sementara jumlah kepemilikan SPDR ETF emas juga meningkat menjadi 1005,72 ton. Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor institusi terhadap emas semakin meningkat.
Melihat ke depan, beberapa lembaga keuangan terkenal memiliki pandangan optimis terhadap pergerakan harga emas. UBS dan Goldman Sachs memperkirakan bahwa pada pertengahan tahun 2026, harga emas diperkirakan akan melampaui batas 4000 dolar AS per ons. Morgan Stanley bahkan memperkirakan bahwa terobosan ini bisa terjadi lebih awal, pada kuartal pertama tahun 2026.
Seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan adanya berbagai risiko geopolitik yang berkelanjutan, posisi emas sebagai aset safe haven mungkin akan semakin diperkuat. Investor dan analis pasar akan memperhatikan dengan seksama arah kebijakan moneter Federal Reserve di masa depan, perkembangan situasi politik dan ekonomi global, serta strategi pembelian emas oleh bank sentral di berbagai negara, yang semuanya akan mempengaruhi pergerakan harga emas.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pada 30 September 2025, harga emas spot internasional kembali memecahkan rekor sejarah, mencapai tertinggi intraday sebesar 3867,093 dolar AS per ons. Tinggi baru ini melampaui rekor 3791,08 dolar AS yang dicetak seminggu sebelumnya, menandakan bahwa harga emas telah mengalami tren naik selama tujuh hari perdagangan berturut-turut.
Ada berbagai faktor pendorong di balik lonjakan harga emas. Pertama, pernyataan baru-baru ini oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa pasar tenaga kerja menghadapi tekanan penurunan, yang memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, yang jelas melemahkan daya tarik aset dolar. Kedua, situasi geopolitik global yang terus tegang, termasuk peningkatan konflik Rusia-Ukraina, faktor-faktor ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah, serta risiko kemungkinan pemerintah AS menghadapi penutupan, semua faktor ini mendorong aliran dana untuk mencari perlindungan ke pasar emas.
Selain itu, permintaan beli emas dari bank sentral global juga mendukung harga emas untuk naik. Pada paruh pertama tahun 2025, volume pembelian emas oleh bank sentral global melonjak 300% dibandingkan tahun lalu, sementara jumlah kepemilikan SPDR ETF emas juga meningkat menjadi 1005,72 ton. Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor institusi terhadap emas semakin meningkat.
Melihat ke depan, beberapa lembaga keuangan terkenal memiliki pandangan optimis terhadap pergerakan harga emas. UBS dan Goldman Sachs memperkirakan bahwa pada pertengahan tahun 2026, harga emas diperkirakan akan melampaui batas 4000 dolar AS per ons. Morgan Stanley bahkan memperkirakan bahwa terobosan ini bisa terjadi lebih awal, pada kuartal pertama tahun 2026.
Seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan adanya berbagai risiko geopolitik yang berkelanjutan, posisi emas sebagai aset safe haven mungkin akan semakin diperkuat. Investor dan analis pasar akan memperhatikan dengan seksama arah kebijakan moneter Federal Reserve di masa depan, perkembangan situasi politik dan ekonomi global, serta strategi pembelian emas oleh bank sentral di berbagai negara, yang semuanya akan mempengaruhi pergerakan harga emas.