Penulis: Frank, PANews
Pada sesi penutupan Binance Blockchain Week, pendiri Binance, Zhao Changpeng (CZ), melakukan debat mendalam secara tatap muka dengan Peter Schiff, seorang "skeptis Bitcoin" terkenal sekaligus pendukung emas. Dalam percakapan ini, keduanya terlibat diskusi sengit mengenai emas dan Bitcoin dari berbagai aspek, seperti penyimpanan nilai, sifat transaksi, hingga bentuk mata uang.
Yang mengejutkan, ekonom Peter Schiff yang selama ini kerap mengkritik mata uang kripto, justru membawa "proyek tokenisasi" miliknya sendiri ke atas panggung.
Penentang Bitcoin beralih ke jalur "tokenisasi"
Pembukaan debat berlangsung cukup dramatis. Meskipun berada di "kandang" CZ, dengan penonton yang mayoritas pendukung mata uang kripto, Peter Schiff sama sekali tidak menunjukkan rasa gentar. Lebih menarik lagi, debat tidak dimulai dengan sengit

Dalam pidatonya di Binance Blockchain Week, Co-CEO Binance yang baru, He Yi, menceritakan pengalaman pertumbuhan pribadinya: sebelum berusia 16 tahun, ia sudah bercita-cita menjadi supermodel, dan meski tahu dirinya “tidak memenuhi standar”, ia tetap gigih mengikuti lomba; tanpa latar belakang sebagai pembawa acara, ia secara aktif menawarkan diri ke stasiun TV dengan berkata, “tidak perlu digaji, make up sendiri, asalkan diberi kesempatan”.
Ketekunan seperti “tidak akan menyerah sebelum terbentur tembok” inilah yang membawanya masuk ke industri kripto: “Emas itu hebat, tapi inovasi adalah masa depan. Bitcoin membuka dunia yang benar-benar baru bagiku.”
Ia menekankan, mengejar kekayaan dan kemewahan adalah naluri manusia, namun baginya dan Binance, yang ingin mereka lakukan adalah “menciptakan sejarah”, menjadikan Binance sebagai Big Name dalam sejarah.

Dalam pidatonya di Binance Blockchain Week, Tom Lee menunjukkan bahwa pasar kripto tahun ini berkinerja lebih lemah dibandingkan aset tradisional, namun alasan penurunan tersebut "tidak ada yang benar-benar bisa menjelaskan". Ia berpendapat faktor inti berasal dari deleveraging, dengan ritmenya sangat konsisten dengan siklus pemulihan delapan minggu pasca-kejatuhan FTX, yang berarti pasar mungkin sudah mendekati titik terendah.
Ia mengungkapkan bahwa Fundstrat lima minggu lalu bekerja sama dengan ahli market timing Tom DeMark, sempat memperlambat pembelian ETH secara signifikan, namun belakangan ini kembali mempercepat, dan membeli hampir 100.000 ETH pada minggu lalu, karena mereka menilai harga telah mencapai titik terendah.
Untuk Bitcoin, Tom Lee

Penulis: imToken
Dalam artikel sebelumnya dari seri Interop, kami memperkenalkan Open Intents Framework (OIF), yang berfungsi seperti bahasa universal, memungkinkan pengguna untuk menyampaikan maksud seperti "saya ingin membeli NFT lintas rantai" dan dipahami oleh seluruh jaringan solver.
Namun, hanya "memahami" saja tidak cukup, harus juga "terlaksana". Bagaimanapun juga, setelah Anda menyampaikan maksud Anda, bagaimana dana bisa berpindah dari Base ke Arbitrum dengan aman? Bagaimana rantai tujuan memverifikasi bahwa tanda tangan Anda valid? Siapa yang akan menanggung biaya Gas di rantai tujuan?
Hal ini berkaitan dengan inti dari tahap "Percepatan (Acceleration)" dalam roadmap interoperabilitas Ethereum—yaitu Lapisan Interoperabilitas Ethereum (Ethereum Interoperability Layer, disingkat EIL), yang baru-baru ini...

Penulis: zhou, ChainCatcher
Dalam satu bulan terakhir, ETF spot untuk serangkaian proyek kripto baru seperti DOGE, XRP, Solana (SOL), Litecoin (LTC), Hedera (HBAR), Chainlink (LINK), dan lainnya telah disetujui untuk diperdagangkan. Berbeda dengan ekspektasi pasar secara umum, harga aset-aset ini tidak melonjak akibat peluncuran ETF tersebut. Fenomena aliran dana yang terus masuk, namun harga koin terkoreksi tajam, memunculkan pertanyaan: Apakah persetujuan ETF masih dapat memberikan dukungan harga jangka panjang yang efektif?
1. Harga Koin Tertekan: Pembersihan Emosi Jangka Pendek dan Spekulan
Pada akhir Oktober hingga November, pasar menyambut peluncuran ETF aset kripto baru secara masif. Namun menurut

Penulis: nader dabit
Penerjemah: Tim, PANews
Agen AI otonom sangat menarik dan memiliki prospek yang luas, tetapi ada satu masalah yang jelas: siapa yang mengendalikannya?
Kontrak pintar memberikan kita kedaulatan finansial melalui kode yang dapat diverifikasi dan aset yang tidak dapat disita, namun hal ini dicapai dengan pembatasan yang ketat: kontrak tersebut harus berjalan sepenuhnya di dalam blockchain, sehingga biaya eksekusi tinggi dan fungsinya terbatas, hanya dapat menjalankan logika sederhana yang telah ditentukan.
Agen AI perlu memproses data dalam jumlah besar, mengambil keputusan kompleks, dan berinteraksi dengan sistem di luar blockchain, yang tampaknya bertentangan dengan karakteristik kedaulatan kontrak pintar.
Agen Berdaulat
Begitu agen AI keluar dari blockchain demi mendapatkan daya komputasi dan data yang dibutuhkan, perlindungan kedaulatan itu pun lenyap. Pada saat itu, agenmu akan dikendalikan oleh pengelola server, pemegang kunci API, dan pengendali bobot model.
Singkatnya: bagaimana kita memperluas perlindungan kedaulatan

Hari ini berita utama:
1. Ketua SEC AS: RUU struktur pasar Bitcoin segera disahkan
2. Mainnet Ethereum berhasil mengaktifkan upgrade Fusaka, secara signifikan meningkatkan kapasitas pemrosesan data
3. YZi Labs mengirimkan pemberitahuan perbaikan kepada 10X Capital, memperingatkan pemegang saham BNC atas "perilaku merusak" mereka
4. Solana Mobile akan meluncurkan token SKR pada Januari 2026, 30% akan digunakan untuk airdrop
5. Perusahaan treasury Ethereum hanya membeli 370.000 ETH pada November, turun sekitar 81% dari puncak Agustus sebesar 1,97 juta ETH
6. Tom Lee kembali membeli Ethereum senilai $150 juta
7. Bloomberg: Total nilai akuisisi dan merger industri kripto tahun ini telah melampaui $8,6 miliar, mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah

Ketua Solana Lily Liu: Fintech tidak membutuhkan "pamer teknologi", melainkan kecepatan, biaya, likuiditas, dan utilitas
Dalam Binance Blockchain Week di Dubai, Lily Liu menekankan bahwa tujuan inti Solana tidak pernah sekadar “teknologi demi teknologi”, melainkan membangun infrastruktur yang benar-benar dapat melayani sistem keuangan.
Ia menunjukkan bahwa kebutuhan paling mendasar dalam keuangan hanya ada empat: kecepatan, biaya, kemampuan pemrograman, dan likuiditas.
Solana memilih untuk menggabungkan semua kemampuan ini dalam satu rantai, sehingga tetap konsisten untuk tidak membuat L2, sharding, atau sub-chain.
“Inilah alasan Solana di awal dianggap sebagai ‘penyimpang’, sekaligus kunci mengapa visi kami tetap jelas.” Lily menyatakan, platform yang memungkinkan pengembang membangun aplikasi dan meningkatkan “utilitas uang” adalah yang paling berharga.

Penulis: Dougie, anggota Figment Capital
Penerjemah: Felix, PANews
Dalam sekitar satu tahun terakhir, buyback telah menjadi topik utama dalam diskusi mengenai kenaikan harga token. Untuk hampir semua pertanyaan komunitas tentang model tata kelola, buyback menjadi pilihan default: Kapan buyback dilakukan? Mengapa tidak melakukan buyback lebih banyak? Apakah tim ini benar-benar peduli dengan token mereka? Yang benar-benar menarik bukanlah buyback tiba-tiba menjadi populer, melainkan mengapa itu menjadi populer. Meningkatnya buyback bukan karena mekanisme ini jelas yang paling optimal, tetapi karena kepercayaan pasar terhadap desain token telah benar-benar runtuh.
Selama bertahun-tahun, industri kripto telah meminta pemegang dan investor token untuk menganggap token sebagai perwakilan abstrak dari "tata kelola" atau "model tata kelola", tanpa memberikan hak yang dapat ditegakkan secara hukum, juga tanpa mengungkapkan penggunaan treasury secara transparan. Pemisahan hukum antara yayasan dan laboratorium pengembang menyebabkan

Pada 1 Desember 2025, Huione Pay mengumumkan penangguhan operasional.
Ini bukan sekadar kebangkrutan sederhana dari sebuah perusahaan pembayaran biasa, melainkan runtuhnya secara menyeluruh sebuah jaringan keuangan abu-abu dan gelap yang melintasi pembayaran, pasar gelap penjaminan, dan stablecoin kripto, di bawah tekanan sanksi dan pengawasan dari berbagai negara.
Pusat sebenarnya dari jaringan ini adalah Grup Huione.
Hitung Mundur Huione
Dulu, Huione dijuluki sebagai "Alipay-nya Kamboja", merupakan sistem keuangan pihak ketiga terbesar di lingkaran ekonomi abu-abu Asia Tenggara, sekaligus penguasa tersembunyi pembayaran USDT. Kejatuhannya bukanlah sesuatu yang tiba-tiba, melainkan hitung mundur yang akhirnya tiba pada titik akhir yang telah lama ditentukan.
Sejak Maret tahun ini, Huione sudah dicabut izinnya oleh lembaga keuangan setempat, kehilangan status legalnya; pada bulan Mei, Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan Amerika Serikat (FinCEN) berdasarkan Pasal 311 Undang-Undang Patriot mengeluarkan aturan final, menetapkan Grup Huione sebagai “lembaga dengan risiko pencucian uang besar”, dan sepenuhnya memutus hubungannya dengan Amerika Serikat

Pada forum meja bundar Binance Blockchain Week di Dubai, CEO Binance Richard Teng membagikan data platform:
Dalam dua tahun terakhir, dengan regulasi yang semakin jelas, Amerika Serikat beralih dari "anti-kripto" menjadi "dukungan kuat", ETF disetujui, dan institusi keuangan tradisional masuk, jumlah institusi yang bergabung di platform Binance telah berlipat ganda selama dua tahun berturut-turut.
Ia menekankan bahwa proses due diligence institusi, perusahaan, dan kantor keluarga jauh lebih rumit dibandingkan investor ritel, sehingga mereka tidak akan masuk pada waktu yang bersamaan, namun "semuanya sedang dalam proses, hanya saja dengan kecepatan yang berbeda."
Saat ini, tingkat adopsi kripto secara global masih hanya 8%.
Setelah berkomunikasi dengan banyak perusahaan dan kantor keluarga, ia meyakini masuknya institusi adalah "tren yang pasti, hanya soal waktu", dan kembali menegaskan: "Kami sangat optimis untuk jangka panjang."

Dalam diskusi meja bundar di Binance Blockchain Week Dubai, Ketua Solana Foundation Lily Liu membagikan sebuah cerita lucu: Pada tahun 2016, saya mengatur password Wi-Fi tamu menjadi bitcoin100k, saat itu semua orang di sekitar saya mengira saya gila.
Dia sambil tertawa berkata, sekarang saatnya ganti password,
“Mari kita terus tambahkan nolnya.”

Penulis: BlockWeeks
Yang menopang likuiditas pasar kripto senilai $2,6 triliun bukanlah kredit negara manapun, melainkan sebuah perusahaan swasta yang pernah bermarkas di Hong Kong, Swiss, dan akhirnya menetap di El Salvador—Tether. Stablecoin dolar AS yang mereka terbitkan, USDT, menguasai lebih dari 70% pangsa pasar. Dalam sepuluh tahun terakhir, mereka terus berkembang di tengah krisis dan keraguan, dan kini mencoba mendefinisikan batas industri dengan keuntungan.
Namun, peringkat "lemah" dari S&P Global kembali mengungkapkan kontradiksi inti dari eksperimen besar ini: sebuah instrumen mata uang yang bertujuan untuk "stabil", justru menjadi titik risiko terbesar dalam sistem.
>
> Ia bagaikan seekor gajah yang menari di atas tali, dengan fondasi obligasi AS bernilai ratusan miliar dolar, namun gerak tariannya adalah petualangan di AI, antarmuka otak-mesin, dan lahan pertanian Argentina. — Begitulah redaksi BlockWeeks menilainya.
>
>
Bagian pertama

Penulis: Ada, Deep Tide TechFlow
Setelah mengalami pembersihan besar-besaran pada 10.11, pasar kripto tidak mengalami rebound balasan, justru terus mengalami penurunan tajam di bulan November. Bitcoin turun menembus batas US$9.000, sementara Ethereum juga jatuh hingga sekitar US$2.800.
Namun bagi para veteran di dunia kripto, semua ini bukanlah masalah besar. Mereka sudah menghadapi fluktuasi yang lebih besar, melewati pembersihan yang lebih brutal, bahkan pernah terjebak dalam lubang yang lebih dalam. Orang-orang yang sudah lama berkecimpung hanya bisa menanggapi pasar dengan santai, “Apa sih ini.”
Namun, ketika membicarakan masa lalu, tidak ada yang tidak tergerak. Ada yang pernah mengalami bursa kripto bangkrut, ada yang jadi korban “info orang dalam” palsu, ada yang dijebak oleh orang yang dikenal sendiri...
Mari kita dengarkan kisah mereka, dan lihat seperti apa gaya-gaya kehilangan uang yang paling berkesan dari para veteran di industri kripto.
Mike: Dihantam keras oleh bursa yang kabur
Saya Mike, 2

Penulis: Zen, PANews
Dari pertemuan dengan taruhan poker dan pacuan kuda hingga mendirikan perusahaan perdagangan kuantitatif, miliarder Jeff Yass mendirikan Susquehanna International Group (selanjutnya disebut SIG) pada tahun 1987, yang memulai bisnisnya dengan perdagangan modal sendiri. Kini, SIG menjadi salah satu pembuat pasar opsi saham terbesar yang terdaftar di AS, menyediakan likuiditas saham dan derivatif di lebih dari 50 pasar global.
Di pasar domestik, SIG dikenal luas, sebagian besar karena dana afiliasinya, SIG Asia Investments, yang berpartisipasi dalam putaran investasi malaikat ByteDance pada tahun 2012, dan hingga kini masih menjadi salah satu pemegang saham utamanya.
Baik dalam investasi maupun perdagangan, SIG selalu memiliki visi ke depan. Dalam sepuluh tahun terakhir, SIG secara bertahap memasuki bidang aset kripto, dimulai dengan partisipasi di pasar spot dan derivatif Bitcoin, kemudian melalui afiliasinya...

Penulis: Eli5DeFi
Penerjemah: Tim, PANews
Catatan Editor PANews: Pada 25 November, total kapitalisasi pasar Google mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 3,96 triliun dolar AS. Faktor yang mendorong harga sahamnya selain peluncuran AI Gemini 3 terkuat, juga termasuk chip TPU hasil pengembangan sendiri. Selain di bidang AI, TPU juga akan menunjukkan keunggulannya di ranah blockchain.
Narasi perangkat keras komputasi modern pada dasarnya didefinisikan oleh kemunculan GPU.
Dari game hingga pembelajaran mendalam, arsitektur paralel NVIDIA telah menjadi standar industri yang diakui, membuat CPU secara bertahap beralih ke peran pendukung.
Namun, seiring model AI menghadapi hambatan skala besar dan teknologi blockchain menuju aplikasi kriptografi yang kompleks, pesaing baru bernama Tensor Processing Unit (TPU) pun hadir.
Meski TPU sering dibahas dalam kerangka strategi AI Google, arsitekturnya justru sangat cocok untuk tonggak berikutnya dalam teknologi blockchain pasca-kuantum.